Beauty Nano Spray & Magic Stick

Beauty Nano Spray & Magic Stick

Tuesday, November 6, 2007

BACK TO NATURE

Ketika rumah sakit gagal menyembuhkan, banyak orang kemudian berbondong-bondong dan mengharap kesembuhan dengan mendatangi klinik herbal. tanaman herbalpun jadi andalan dan kembali meyakini khasiat tanaman obat warisan leluhur tersebut.


Pada saat pengobatan modern dipopulerkan semenjak berdirinya Sekolah Dokter Jawa pada 1908, penggunaan herbal justru dianggap kuno dan berbahaya. Akibatnya masyarakat menjauhi pengobatan herbal selama puluhan tahun. Kenyataan ini berbeda dengan di negeri Timur lainnya, semisal Jepang, Korea, Cina dan Taiwan.


Kini, semakin luas diketahui, obat kimia ternyata membawa dampak negatif, baik secara langsung maupun terakumulasi. Hal itu karena tubuh manusia bukanlah tabung reaksi. Tubuh kita bersifat organis, campuran dari berbagai senyawa. Sedangkan obat kimia merupakan senyawa anorganik. Ia tersusun atas senyawa karbon murni yang sebenarnya tidak cocok untuk tubuh. Tak heran jika obat sering dikeluhkan sebagai racun.


Selain itu, ada sejumlah penyakit berat yang belum mampu disembuhkan oleh obat kimia, antara lain kanker, stroke, AIDS. Apalagi harga obat-obatan makin hari makin tak murah, kalau tak mau dibilang selangit.


Alasan-alasan itulah yang mendasari sebagian masyarakat berpaling 'kembali' pada tanaman obat. Apalagi sejumlah pasien berpenyakit berat ternyata dapat disembuhkan, setelah secara rutin mengkonsumsi ramuan tradisional, yang terbukti tak membawa efek negatif pada tubuh.


Reaksi obat herbal memang tidaksecepat obat kimia. Bila obat kimia dapat bereaksi dalam hitungan menit atau jam, obat herbal membutuhkan waktu lebih lama, bisa dalam hitungan minggu atau bulan, terutama untuk penyakit-penyakit akut seperti kanker.


Bahayakah jamu untuk ginjal??

Menurut Ir. Adi Permadi, alumnus Institut Pertanian Bogor, tahun 2001, ketakutan itu sebagai sesuatu yang keliru. Sebab, jelasnya, tubuh menyerap sari makanan atau minuman yang kita konsumsi, sedangkan dedaknya tinggal diusus, mengikuti proses pencernaan makanan.
"Yang masuk ke ginjal adalah segala sesuatu yang dibawa darah, sementara darah tidak mungkin membawa endapan serbuk jamu itu," bantah Adi. Diakui oleh beliau, sari jamu dibawa darah masuk ke ginjal, sehingga memberi efek peningkatan kerja ginjal. Namun, ada beberapa jamu yang justru membantu kerja ginjal. Apapun pengaruhnya terhadap ginjal, ada baiknya minum banyak air putih sesudah minum jamu.


Meminum herbal pun sebaiknya sebelum makan. Mengapa?

1. Karena obat herbal itu aman, tidak menyerang maag. Ia berbeda dengan obat kimia.
2. Agar penyerapannya lebih sempurna, karena dalam keadaan perut kosong hanya zat
itulah yang diserap.


Sebaiknya, herbal diminum sejam sebelum makan, atau dua jam sesudah makan. "Dijamin aman, tidak ada efeknya. Kecuali sedikit efek yang sifatnya kasuistik, yakni pada obat pelangsing", tutur Adi sedikit berpromosi (Sumber. Intisari no. 503)


Memang, tak sia-sia alam memberi kita sesuatu. Asalkan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Herbal inilah contohnya.
BACK TO NATURE.................

1 comment:

Unknown said...

Wah ... Salut deh sama si mbak yang satu ini yang selalu semangat untuk mengangkat herbal menjadi topik dan wacana yang hangat dan bisa bermanfaat.
Selamat ya.. B-)

Bayu Nugraha
www.solusi-it.com